Marahnya Mutiara dalam Kerang Lapuk
Di awal tahun 1994
di dalam dasar laut yang penuh dengan sampah diantara sisa-sisa bangkai
kapal yang tenggelam.sebuah kerang dengan kecacatan yang telah lama
disandangnya.. Seketika itu juga suatu tamparan ombak yang begitu keras
menghantam mutiara itu ”blurrrrr…” crakkkkkk…basah semua sekujur
permukaannya bahkan sampai mengenai permukaan kerang-kerang
disebelahnya.
Tamparan keras itu telah merubah kelangsungan
hidupnya. “cacat” mungkin iya, kerang itu akan tidaklagi sempurna.
Mutiara didalam kerang tersebut selalu mengalami yang namanya perih.
Sering mutiara itu mengeluh
“ kenapa aku selalu dihampiri bahkan sampai dimasuki pasir-pasir kecil ini yang selalu membuatku sakit”
Kerang
lain menjawab “ sabarlah, kelak kamu akan menjadi mutiara yang sangat
berkilau diantara mutiara-mutiara lainnya” yakinlah, tegas mutiara satu.
“Tapi kenapa mesti aku” kenapa bukan mereka mutiara-mutiara yang lebih besar dari aku dan lebih kuat dari aku” keluhnya lagi
“ meskipun begitu, meski kamu lebih kecil dari mereka tapi kamu jauh lebih kuat dan besar dari mereka”
Mutiara
dua masih bingung dengan segala bentuk penguatan yang diberikan mutiara
satu, namun dengan tidak lagi tersedu menangis. Ia merasakan sedikit
kelegaan dan kesadaran.
“(mengesek-gesek mulut kerang) “ sudahlah, kamu jalani saja kehidupan ini wahai kawanku” tukas mutiara Satu.
Masih dengan sisa isakan tangis mutiara dua mencoba untuk menghentikan tangisnya.
“
asal kamu tahu muiara dalam kerang yang sering kemasukan pasir semakin
lama dan semakin lama, kelak akan menjadi mutiara yang indah, besar, dan
kuat. Tidak seperti mutiara-mutiara dalam kerang yang tak pernah
kemasukan pasir. Memang sangat sakit namun rasa sakitmu itu kelak akan
menjadikanmu mutiara yang mahal dan bahkan sangat mahal menjadi incaran
banyak orang.untuk dimilikinya. Dengan kesabaran dan ketulusanmu
menerima pasir-pasir itu maka bukan kamu yang akan menjadi lapuk tetapi
pasir-pasir itu yang lamban laun akan pergi dengan sendirinya”
Mutiara dua terdiam merunduk mendengarkan nasehat dari mutiara satu.
#########################################################################
kerang
bernyanyi mengikuti alur lagu ini, merasakan dan menikmati setiap tuts
nada yang didengar. Meresap kedalam, kala ia semakin menikmatinya.
Ungkapan hati yang pemalu untuk mengungkap langsung. "Aku kamu dan
mereka sama, tak ada yang berbeda. Ketakutanmu untuk tersaingi adalah
salah satu alasan kenapa kamu, bahkan kalian selalu memandang rendah
aku. jika kamu takut, maka berlarilah jangan hanya berjalan, biarlah aku
yang berjalan namun penuh kepastian yang akan membuktikan bahwa aku
mampu dan terpenting aku mampu meski tanpamu aku akan lebih bahagia.
ketika aku melihat kamu menderita karena melihat aku sudah jauh lebih
sukses dari kamu sekarang. Ibuku selalu mengajariku untuk cuek terhadap
orang2 seperti kalian yang tak punya kerjaan selain memandang rendah
orang lain. Jika kalian berfikir salah mengenai ambisi kami untuk maju
lalu bagaimana dengan kalian yang hanya mencaci dan menahan kami agar
kami tidak maju. “ takut tersaing” itu alassan yang bisa aku gambarkan
pada hidup kalian yang lemah karena kesyirikan kalian. Mampussss…kalian,
jika kalian kelak merasakan derita batin karena telah menghina kami
dengan segala kekurangan yang ada pada kami. Kalian akan menyesal karena
telah memandang remeh dan rendah kami. Kami yang kamu hina sekarang adalah penolongmu dari segala masalahmu dimasa depan.
Mungkin sekarang kami belum bisa membanggakan diri dimata kalian wahai
kaum penghina, tapi lihatlah saja kellak kalian akan mendekat pada kami
dengan sanjungan palsumu itu untuk merayu. ‘ gak tahu malu, dasar orang
bermuka tebal”. Kecewaku bukan karena aku lahir dari keluarga tidak
mampu, tapi marahku karena kamu terlahir dari keluarga mampu. Yang tidak
bisa merasakan indahnya kebersamaan dalam kesederhanaan. Sehingga
munculah sikap angkuhmu padaku. Aku marah, iya sekarang aku memang
marah. Marah pada diriku sendiri jika aku mengalah dari semua amarah
yang keluar dari mulut manismu tapi berbau busuk. Bau busuk yang membuat
semua orang menahan diri untuk berhenti dan kemudian pergi menjauh
darimu. Mereka pergi, karena mulut manis yang selama ini mereka idamkan
ternyata telah lama menyimpan bau busuk yang sangat menyengat ketika
kalian membuka sedikit saja mulutmu. Aku marah bukan karena aku iri,
dengki, ataupun benci. Aku marah terlebih karena aku menyayangkan kalian
yang aku pikir bermulut manis ternyata bermulut busuk yang aromanya
mematikan sekitar. Aroma yang membuat aku dan mereka kebingungan mencari
penutup ditengah keterbatasan agar kami tidak terkontaminasi aromamu
dan tetap fokus pada tujuan utama kami. “SUKSES”
.
if. kheebi / 9 februari 2014/05.40
Tidak ada komentar:
Posting Komentar