Senin, 08 Desember 2014

Yang kasat mata






Kalau benar tidak ada cinta ataupun rasa kenapa harus memandang dengan pandangan yang menunjukan rasa itu ada. Jika kamu merasa tidak tau diri kepadaku, bagaimana dengan aku yang diam-diam memerhatikanmu dengan sengaja dan mengintipmu setiap pagi dari jendela kamarku. Mencuri  hatimu itu keinginanku, tetapi ternyata aku belum mampu. Aku hanya mampu mencuri-curi pandang. Keberanianku untuk bisa menyapamu ternyata tidak seberani aku menuliskan kata-kata romantis ini tentangmu.
“haha...haha...ha.....”
Kelakar yang membuat mulut ternganga reflek kata yang terucap seketika menjalar otak  dengan tidak berpikir panjang, renyah ketawa tergelar dari seberang. Tangan melambai dari dalam bus yang berlalu pun tak mampu memecah  tawa segerombolan pemuda yang berdiri ditepi jalan. Padahal didalam bus terdapat mahkluk  yang sangat berharap atas kesinggahan mereka untuk naik. Didepan, diujung  jalan terlihat jelas siluet wanita yang menggendong bayi sambil mendedah sebuah koper didepannya.
 Mentari yang mulai lelah dengan hari, meminta senja untuk segera hadir mengganti. Segerombolan pemuda itu masih saja berdiri ditepi jalan masih dengan gelak tawa yang semakin menada tidak beritme. Bus-bus berlalu dengan warna dan ukuran yang berbeda silih berganti. Siluet itu masih tergambar jelas, sesekali tergambar tangan menyapu muka sang bayi mengayun-ayunkan gendongan. Disana, dibawah rembulan yang masih sayu bersandar pada sebuah tiang tepi jalan.  Sosok pahlawan hidup (mungkin) pahlawan bagi dirinya ataupun pahlawan untuk orang lain.
Bulan semakin meninggi, sosok itu tak ubahnya untuk pergi. Segerombolan pemuda tepi jalan mulai berhambur dengan pecah tawa yang perlahan menyunyikan tempat itu. Bus-bus sudah tak lagi berlalu lalang. Wanita itu berdiri, tatkala segerombolan pemuda pergi dan tidak ada lagi bus yang berlalu.
Bulan tinggal sealis, kini tak ada lagi segerombolan pemuda tepi jalan, tak ada lagi bus yang berlalu dan tak ada lagi sosok siluet wanita diujung jalan. Sepi, benar-benar tenang tinggal aku sosok transparan yang tak tembus pandang.


If. khebi

2 komentar: