Kalau
benar tidak ada cinta ataupun rasa kenapa harus memandang dengan pandangan yang
menunjukan rasa itu ada. Jika kamu merasa tidak tau diri kepadaku, bagaimana
dengan aku yang diam-diam memerhatikanmu dengan sengaja dan mengintipmu setiap
pagi dari jendela kamarku. Mencuri
hatimu itu keinginanku, tetapi ternyata aku belum mampu. Aku hanya mampu
mencuri-curi pandang. Keberanianku untuk bisa menyapamu ternyata tidak seberani
aku menuliskan kata-kata romantis ini tentangmu.
“haha...haha...ha.....”
Kelakar
yang membuat mulut ternganga reflek kata yang terucap seketika menjalar
otak dengan tidak berpikir panjang,
renyah ketawa tergelar dari seberang. Tangan melambai dari dalam bus yang
berlalu pun tak mampu memecah tawa
segerombolan pemuda yang berdiri ditepi jalan. Padahal didalam bus terdapat
mahkluk yang sangat berharap atas
kesinggahan mereka untuk naik. Didepan, diujung
jalan terlihat jelas siluet wanita yang menggendong bayi sambil mendedah
sebuah koper didepannya.
Mentari yang mulai lelah dengan hari, meminta
senja untuk segera hadir mengganti. Segerombolan pemuda itu masih saja berdiri
ditepi jalan masih dengan gelak tawa yang semakin menada tidak beritme. Bus-bus
berlalu dengan warna dan ukuran yang berbeda silih berganti. Siluet itu masih
tergambar jelas, sesekali tergambar tangan menyapu muka sang bayi
mengayun-ayunkan gendongan. Disana, dibawah rembulan yang masih sayu bersandar
pada sebuah tiang tepi jalan. Sosok
pahlawan hidup (mungkin) pahlawan bagi dirinya ataupun pahlawan untuk orang
lain.
Bulan
semakin meninggi, sosok itu tak ubahnya untuk pergi. Segerombolan pemuda tepi
jalan mulai berhambur dengan pecah tawa yang perlahan menyunyikan tempat itu.
Bus-bus sudah tak lagi berlalu lalang. Wanita itu berdiri, tatkala segerombolan
pemuda pergi dan tidak ada lagi bus yang berlalu.
Bulan
tinggal sealis, kini tak ada lagi segerombolan pemuda tepi jalan, tak ada lagi
bus yang berlalu dan tak ada lagi sosok siluet wanita diujung jalan. Sepi,
benar-benar tenang tinggal aku sosok transparan yang tak tembus pandang.
If. khebi
lanjutkan dek :) arek bahasa kok
BalasHapushehe....oke mas. bismilah saja...sambil berjalan :D
BalasHapus