Sesungguhnya ketika seseorang membicarkan sesuatu tentang seseorang pada dasarnya itu adalah membicarakan sebagian atau seluruh tentang dirinya sendiri (cermin dirinya sendiri). Kenapa, karena pada dasarnya ketika seserang telah mampu bicara tentang orang lain tak ubahnya karena ia telah mendapatkan ataupun mengerti tentang hal yang di bicarakan tersebut. Misalnya, ketika si A membicarakan si B dengan si C.
A : C...C... Kamu tau gak sih si B itu lo ternyata orangnya jarang solat.
C : Hah...iya ta ?
A : H'em...
C : A..A...Aku boleh tanya gak ?
A : Tanya apa?
C : Aku mau tanya sebenarnya Si B dengan si D itu apa memang sudah resmi berpacaran ?
A : Sebenarnya diantara mereka tidak pernah ada kata jadian atau acara tembak menembak. Tapi aku bisa mengatakan mereka pacaran karena intensitas kedekatan mereka saja.
C : Oo...
Di lain waktu, si F dan si G membicarkan si C.
F : loh, si C dengan si K itu pacaran ta ?
G : iya
F : L0h, tapi kok aktu itu aku liahat si C naik sepeda dengan si P, Bukannya dengan si K. Malah si K sendirian
G : OH, sebenarnya si C itu tidak sayang dengan si K. Mereka terlihat dekat dan mungkin terlihat seperti orang pacaran karena sikap si C yang memang suka canda becandaan kepada semua orang, dan mungkin si K itu adalah salah satu korban yang kini telah terpaut hati kepada si C. Tapi sebenarnya diantara mereka hanya teman.
Nah, dari kasus di atas bisa dilihat kalau sebenarnya apa yang si C katakan pada si A merupakan gambaran atau pengalaman dari dirinya sendiri. Tidak hanya kasus di atas saja kalau mau di kulik dan di usut dan kalau mau mencerna banyak sekali filosofi diatas yang berkeliaran di kehidupan sehari-hari. Asal peka dan mau berpikir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar