Terlalu
sering tentang menjadi bahan perbincangan. Hingga aku sebenarnya bosan dengan
tentang. 16 Mei 2016, 01.30 wib menjadi malam yang katamu sepi. Sebab tidak ada
bintang-bintang ataupun rembulan di langit surabaya. Karena bintang penerang
itu ada dihadapku sekarang, katamu. Sedang katamu mengapa jalanan ketintang—lidah
malam begitu sunyi. Karena yang ramai ada dalam hatiku, katamu. Gejolak
mendadak hadir karena aku berada dibelakangmu sibuk memandang punggungmu
memegangi saku jaketmu. Sedang makan sekali sehari sudah mengenyangkan karena
dihadapku sekarang ada kamu, katamu. Aku tidak memakan sambalnya karena aku
tidak suka pedas, kataku makanlah!!!. Sedang katamu aku lebih suka manis.
Kelakarmu karena aku sudah manis aku tak mau makan kecap. Ku balas kelakarmu
tapi lebih manis cewek yang didepanmu ini, senyumku mengukir. Nasionalisme tak
enggan kalah, enggak lah tetap lebih manis aku, katamu. Ku pasang sendu, sedang
katamu sudah, gak usah pasang cemberut. Sebab cemberutmu malah menambah indah
untuk dipandang, katamu. Habis kataku tuk berucap, diam saja. Membagi senyum.
Kau balas senyum, lewat mulut dan matamu yang menghilang karena senyum. Aku
merajuk sebab pandangan sosial lebih tajam dari ujung pisau. Kau lempari aku
dengan pertanyaan menggelitik, sebelum akhirnya aku jawab “aku memilih nakal”
yang berarti aku setuju menjadi pacarmu. Aku tidak tahu ini terlalu cepat atau terlalu
lama tapi aku suka kamu, katamu. Dengarkan pemahaman dariku, mau gak kamu jadi
pacarku, katamu. “Aku memilih nakal” kataku. Mata, bibir, hidung hingga bulu
matamu tersenyum memandangku.
Disuatu malam dimuka rumah kos-kosan
hari ke-15 dibulan Mei 2016
ijasa.kebi
#C
Love 😍
BalasHapusberaninya..hmmm
BalasHapus