Minggu, 15 November 2015

Saat April Bahagia

Terlalu berharga ketika harus menjatuhkan air mata. terlalu hina untuk menyebutmu kawan. tindakan yang berbicara cukup membuat mengerti dengan jarak yang sebenarnya tidak pernah ada diantara kita. hanya saja
mawar biru itu menyebarkan aroma wanginya, seolah  merasa menatap pada langit yang sama pada hari yang sama pula. menanti mawar hitam yang harapnya mampu membuat hari menjadi kelam. seperti komputer yang meminta untuk diupgrade, otak, mata, kaki, tangan, tingkahnya telah membuat ingin mati sejenak bangun dengan nuansa baru yang harapnya menjadi lebih kelam sekalian atau tumbuh baru dengan warna baru.

"rembulan jatuh dikacamatanya malam ini"

memancar pendar yang membuat bergetar, sesaat gemetar bak halilintar
hanya menanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar